Tuesday, July 17, 2007

Tiga Kementrian Lakukan Sinergi untuk Program Kepemudaan

Endang Kusmiyati
Borneo Tribune, Pontianak.

Tiga Kementrian, Departemen Pendidikan Nasional, Kementrian Pemuda dan Olah Raga, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, lakukan sinergi kegiatan program-program kepemudaan. Salah satunya adalah kegiatan Arung Sejarah Bahari (AJARI). Program nasional ini telah dilaksanakan 2 kali. Dan untuk Ajari II terpilih Kalimantan barat sebagai pusat kegiatan tersebut.

Koordinator program sinergi Depdiknas dengan kementrian dan lembaga Dr. Didik Sulistyanto mengatakan, kerjasama program yang dilakukan adalah, program yang memiliki visi dan misi sama. Ia mensinyalir, rasa nasionalisme di kalangan pemuda saat ini, mulai merosot.

Untuk mengantisipasinya diperlukan program-program yang dapat membangkitkan nasionalisme pemuda. Caranya, dengan mengenalkan potensi negeri ini, agar mereka mengetahui, betapa Indonesia memiliki kekayaan dan potensi alam yang luar biasa, untuk dijaga dan dikembangkan.

Salah satu cara untuk mengenalkan kekayaan negeri adalah, dengan kegiatan yang mengenalkan potensi wisata. Cara ini menurutnya lebih memudahkan pemuda untuk mencintai negerinya. ”Kegiatan arung sejarah bahari yang digelarr di Kalimantan Barat, merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan menggali potensi kekayaan alam, mengenal jati diri bangsa dengan mempelajari sejarah-sejarah kebaharian,” kata Didik.

Selain AJARI yang kegiatannya diikuti oleh mahasiswa, kegiatan lain yang telah dilaksanakan program sinergi antara lain, Bina Taqwa Pelajar Indonesia (BPTI). Program ini dilakukan bersama dengan Menegpora dan diikuti oleh pelajar SLTA dari berbagai provinsi di Indonesia.

Dijelaskan oleh Didik, pada program BPTI yang dilakukan selama seminggu, 210 pelajar berlayar dengan kapal perang KRI Makasar 590. Kapal ini merupakan jenis Landing Platform Dock (LPD). Kapal itu menurutnya dibeli dari Korea Selatan dan tiba di Indonesia pada 14 Mei, lalu.

Kapal dengan panjang 122 meter tersebut, dapat mengangkut sekitar 507 personel, 13 kendaraan tempur tank, 5 helikopter dan menggunakan teknologi khusus serta sejumlah peralatan militer lainnya.

Kapal itu juga dilengkapi dengan meriam 100 mm, ruang Combat Information Center (CIC) atau ruang pusat informasi tempur. Ruang ini untuk sistem kendali senjata yang berfungsi sebagai alat komunikasi, melindungi pendaratan pasukan dan kendaraan tempur, serta pengendalilan pendaratan helikopter.

Sambil berlayar melalui rute Jakarta, Pulau Untung Jawa dan Krakatau, peserta mendapat materi kepemimpinan, semangat kebangsaan dan nilai ketaqwaan.

Dengan kegiatan tersebut, para peserta diharapkan dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan, nasionalisme kebaharian dan kecakapan hidup (life skill) dalam keberagaman agama dan budaya untuk mencapai manusia yang bertaqwa.

Edisi Cetak ada di Borneo Tribune, 17 Juli 2007

No comments :