Tuesday, July 17, 2007

Menguak Sejarah Bahari Kalbar

Endang Kusmiyati
Borneo Tribune, Pontianak
Perairan Kalimantan Barat masa lalu merupakan jalur perdagangan internasional, yang lebih dikenal dengan jalur sutra. Kapal-kapal pedagang asing banyak yang singgah di daerah ini. Baik untuk berlindung ketika badai atau membeli hasil bumi dengan ditukar barang-barang seperti keramik, manik-manik, hasil tenun dan barang dagangan yang lainnya.


Dengan kegiatan arung sejarah bahari (AJARI) II, diharapkan sejarah bahari Kalimantan Barat dapat dikuak dan diketahui oleh seluruh masyarakat kalbar khususnya. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Kalbar dalam sambutannya saat menerima rombongan peserta AJARI II di Balai petitih yang diwakili oleh Sekda kalbar Syakirman.

Syakirman mengatakan sangat berbangga dengan dipilihnya Kalimantan Barat sebagai daerah tujuan kegiatan AJARI II. Karena menurutnya sejarah bahari II memiliki nilai penting dan mengandung hikmahyang mendalam bagi pelestarian peninggalan sejarah bahari.
”Dengan terkuaknya sejarah bahari daerah ini diharapkan Kalimantan Barat akan mendapat porsi tersendiri dalam historiografi nasional, ” ungkapnya.

Peninggalan masa lampau menurut Syakirman dapat dilihat dari bekas istana raja (keraton) yang tersebar hampir disemua kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Barat. Bahkan hampir semua keraton terletak di tepi sungai-sungai besar atau pertemuan dua buah sungai. Hal ini menurutnya menunjukan bahwa kerajaan-kerajaan di Kalbar merupakan kerajaan maritim.

AJARI merupakan event untuk mengembangkan kembali The Sleeping Giant bagi smber daya alam yang terdapat diperairan Indonesia. Melalui pengenalan dan penjelajahan yang terisat dalam arung sejarah bahari ini. Dengan kegiatan ini kita dapat mempelajari dan mengungkap kembali jati diri bangsa sebagai bangsa yang maju dan berpotensi besar di bidang kebaharian.

”Karena pemuda merupakan penerus bangsa, maka kegiatan yang diikuti oleh para mahasiswa terpilih ini diharapkan para alumninya mampu mengembangkan dan mengeksplorasi kekayaan perairan Indonesia sebagai jalan meningkatkan kesejahteraan rakyat,”Kata Syakirman.

Ditanya tentang tindak lanjut dari kegiatan AJARI, Syakirman mengatakan sejarah bahari Kalimantan Barat tentu akan menjadi potensi yang luar biasa. Dan kehadiran para peserta AJARI yang merupakan perwakilan mahasiswa seluruh Indonesia ini merupakan sebuah sarana promosi yang bagus.

”Setelah mengetahui sejarah bahari Kalimantan Barat, nantinya peserta ini pasti akan terus menginformasikan kepada rekan-rekannya. Yang saya yakin tidak hanya dari Indonesia saja, tapi bisa jadi sampai ke Internasional. Dengan demikian ini merupakan potensi wisata yang harus dikembangkan,”ungkapnya.

Sementara itu, kepala Disbudpar Kalbar Rihat Natsir Silalahi mengatakan kegiatan AJARI sejalan dengan program pariwisata Kalbar, yaitu pariwisata berbasis budaya. Apalagi laut atau bahari telah menjadi bagian dari kearifan lokal masyarakat Kalbar. Namun, Rihat juga mengatakan kelebihan yang dimiliki oleh perairan Kalimantan Barat juga rawan dari ancaman negara luar.

”Sudah biasa, kalau suatu negara mempunyai kelebihan maka akan menjadi incaran bagi negara-negara yang lain. Buktinya, Belanda tidak mungkin datang ke Indonesia kalau tidak karena potensi rempah-rempah negara kita yang luar biasa,” Katanya.

Oleh karena itu kedepan terhadap potensi bahari Kalimantan Barat perlu dibuat cagar budaya Bahari. Cagar budaya bahari ini dimaksudkan sebagai penjaga ”harta karun” yang ada di wilayah perairan Kalbar.

Namun, Hingga kini Rihat mengaku belum mempunyai data tentang titik-titik ”harta karun” yang ada di wilayah perairan Kalbar.

”Cagar budaya bahari ini tentu saja menjadi salah satu potensi pariwisata Kalbar yang sangat potensial. Walau memang wisata jenis ini hanya memiliki peminat khusus,”tegasnya. 

Edisi Cetak ada di Borneo Tribune, 17 Juli 2007

No comments :