Sunday, June 24, 2007

Banjir


Banjir seolah menjadi “nasib” yang harus diterima. Banjir kembali terjadi dan selalu berulang. Seperti yang kita saksikan baru-baru ini di Desa Mega Timur, Sungai Ambawang dan Desa Wajok Hilir di Kabupaten Pontianak.

Banjir setinggi satu meter di Wajok, menyebabkan 40 rumah terendam banjir. Ratusan hektar palawija diperkirakan gagal panen. Warga mengungsi.


Dilakukanlah evakuasi yang melibatkan berbagai elemen warga, polisi dan pemadam kebakaran. Banjir tak hanya membuat warga mengungsi dan tercerabut dari lingkungan sosialnya. Banjir juga merusak berbagai potensi dan peluang ekonomi warga. Berbagai aset warga tergerus banjir.


Sempitnya penampungan, membuat mereka harus berjejal di pengungsian. Kondisi psikis, makan dan tidur tak teratur, membuat beberapa dari mereka jatuh sakit.

Pada akhirnya, banjir bukanlah sesuatu yang harus diratapi dengan tangis dan air mata. Atau, sebagai “takdir” yang mesti terjadi.

Banjir, harus dihadapi dengan cerdas, melalui pembuatan berbagai kebijakan pembangunan. Yang berkelanjutan.□

Fotografer : Lukas B. Wijanarko
Teks : Muhlis Suhaeri
Edisi Cetak ada di Borneo Tribune, 24 Juni 2007


No comments :