Sunday, January 11, 2009

Negeri Dongeng

Muhlis Suhaeri
Borneo Tribune, Pontianak

Ini negeri dongeng. Tempat antara batas realitas dan fiksi, sungguh terasa absurd dan tak bertepi.

Ini negeri dongeng. Tempat para begajul dan lanun, coba mencitrakan diri jadi malaikat dan peri. Tak heran, berbagai cara ditempuh untuk menyepuh daki, dan menggantinya agar terlihat bersinar dan tak basi.

Ini negeri dongeng. Karenanya, siapapun Anda, bakal bisa dipilih dan dijadikan pemimpin. Tentunya, bila Anda berani mengumbar banyak uang, untuk menyogok dan membayar para pemilih. Dan, jangan lupa, kawan, ini bisa dilakukan dengan berbagai paket. Mulai dari paket kecil hingga besar. Sendiri atau rombongan.

Ah, pokoknya gampang diatur itu.


Lalu, setelah terpilih, Anda berhak merampok dan menguras habis semua yang ada. Toh, Anda sudah mengeluarkan modal, bukan? Anggap saja impas. Kebebasan diserahkan sepenuhnya. Tergantung sejauhmana perut Anda sanggup menampung, apa yang bakal Anda makan.
Eeiit, tunggu dulu. Masih ada fasilitas lagi. Anda bisa memilih semua fasilitas sebagai tambahan. Liburan di pulau terpencil, lengkap dengan berbagai fasilitas ”plus-plus” di dalamnya.

Ini negeri dongeng. Karenanya, Anda boleh melabrak siapa saja, yang telah mencela dan mengkritik reputasi Anda.

Menculiknya. Membanduli kepalanya dengan batu. Menyemplungkannya ke danau dalam dan tak berdasar. Bahkan, menggelitiknya, hingga orang itu semaput sekalipun. Anda punya banyak fariasi untuk melakukannya. Toh, semuanya diperkenankan. Jangan takut bakal melanggar HAM.

Di negeri dongeng ini, HAM, demokrasi, nilai kemanusiaan, hanya barang picisan. Ia hanya laku sekopek. Sepicis. Mungkin, malah tak ada harganya sama sekali.

Oh, ya, satu lagi. Ini masih negeri dongeng yang sama. Anda tak diperbolehkan mengeluarkan pendapat melalui lisan atau tulisan. Bakal kena cekal. Buku Anda bakal kena bakar.

Di negeri dongeng ini, tak dibutuhkan akal dan pikiran. Semua masalah bisa diselesaikan dengan sangat singkat, efektif dan tuntas. Sikat dan bakar.

Tak mengherankan bila, berdasarkan riset terbaru, kondisi otak manusia di negeri dongeng, masih sangat bagus dan orisinil, hingga ajal menjemput. Maklumlah, semasa hidup, otak itu tak pernah dipakai dan dipergunakan.

Ini negeri dongeng. Jadi, jangan marah dan tersinggung, ya.....Hikss, namanya juga dongeng.?

Edisi cetak di Borneo Tribune, 11 Januari 2009

gambar dari http://www.g2glive.com

No comments :