Muhlis Suhaeri
Borneo Tribune, Pontianak
Seperti juga wajah wilayah lain di negeri ini,
wajah kampung ini, mirip dan sama nasibnya.
Tangan Negara melalui pembangunannya,
Tak menyentuh dan memberikan solusi,
bagi masalah yang sedang terjadi,
begitupun pada apa yang dibutuhkan warganya.
Semua dibiarkan berjalan dan tak ada rambu,
Sehingga menjadi liar dan tak terurus.
Kampung Beting ibarat jamban besar.
Semua yang dibuang dan dimasukkan
menyatu dalam satu wajan perkampungan.
Tak menyisakan nilai kebersihan, dan kesehatan bagi warga.
Padahal, bila Negara punya peran dan memberikan sentuhan,
Beting adalah keindahan. Mahkota yang siap dipoles dan menjadikannya bersinar.
Siap menampilkan pemandangan dan keindahan, dari setiap kelokannya.
Sebuah ciri khas perkampungan pinggir sungai,
dan kehidupan masyarakatnya yang dinamis.
Kampung itu menanti uluran dan penghapusan stigma. Kampung Beting, namanya…..
Teks dan Foto: Muhlis Suhaeri
Edisi cetak di Borneo Tribune, 11 Oktober 2009
Sunday, October 11, 2009
Kampung Beting
Posted by Muhlis Suhaeri at 9:16 AM
Labels: Essai Foto
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
1 comment :
Kampung beting dua sisi kepribadian sebuah kawasan, kebanyakan orang menilai kawasan tersebut sarang para kriminal, disisi lain kawasan tersebut merupakan kawsan dimana menjadi tempat pendiri kota pontianak ini, sisi buruk yang muncul semoga dapat segera diperbaiki, dan yang lebih penting pemerintah tanggap dengan permasalahan yang ada, kesenjangan sosial harus menjadi perhatian khusus...
Post a Comment