Sunday, May 10, 2009

Mempelancar Arus Informasi di Perbatasan

Muhlis Suhaeri
Borneo Tribune, Sarawak
Memperlancar arus informasi sangat penting dilakukan untuk mempercepat, peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Khususnya, pada masyarakat perbatasan, masyarakat di desa terpencil, hingga masyarakat yang berada di pulau-pulau terluar.

Ruslizan Arief, Kepada Bidang Kominikasi dan Informatika Dinas Komunikasi dan Perhubungan Pemprov Kalbar, menyatakan dalam suatu kunjungan di Kuching, Sarawak, Malaysia, Sabtu (9/5).

“Pembangunan di daerah perbatasan, perlu dilakukan secara terkoordinasi. Dan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota,” kata Arief.


Hal ini untuk menghindari kebingungan masyarakat dalam memahami dan menerapkan kebijakan yang diinformasikan, melalui berbagai media.

Untuk itulah Kominfo, selalu perpanjangan tangan kebijakan pemerintah dalam memudahkan masyarakat mendapatkaan informasi, telah membangun beberapa infrastruktur jaringan komuniksi yang berbasis tekonologi informasi, juga berbasis kemasyarakatan.

“Hal itu harus dilakukan, karena kondisi kesejahteraan masyarakat di perbatasan Indonesia, berbeda jauh dengan masyarakat di Malaysia,” kata Arief.

Pemerintah Malaysia sudah membangun masyarakat di perbatasannya, sejak lama. Misalnya melalui pembangunan infrastruktur jalan, pendidikan, sarana kesehatan, yang mudah diakses masyarakat mereka. Sehingga tingkat kesejahteraan mereka lebih bagus dari masyrakat di sepanjang perbatasan Indoensia.

Karenanya, pemerintah Kalbar, melalui Dinas Komunikasi dan Perhubungan, dalam hal ini bidang Kominfo, punya program yang langsung menyentuh permasalahan di masyarakat perbatasan. Caranya, dengan pembangunan berbagai sarana komunikasi dan informasi di perbatasan.

Dengan pembangunan sarana informasi yang dapat dengan mudah diakses masyarakat. Misalnya dengan mendorong terbentuknya Kelompok Informasi Masyarakat (Kimtas). Membangun sarana penyebar informasi atau radio Kimtas. Menfasilitasi terbentuknya Forum Komunikasi Media Tradisional (FKMETRA). Serta direncanakan pembangunan tiga pemancar penerima dan penyebar alat komunikasi, Handy Talkie (HT), yang dapat digunakan oleh seluruh Sekretaris Desa (Sekdes), dalam menyerap dan menyebarkan informasi dari pemerintah provinsi, kabupaten/kota. Rencananya, pemancar akan dipasang di Tayan, Kabupaten sanggau. Bukit Kelam, Kabupaten Sintang. Gunung Besi, Kotamadya Singkawang.

“Kalau hal ini bisa terbangun, diharapkan seluruh masyarakat di 14 kabupaten/kota, dapat dengan mudah mengakses informasi melalui penyampaian pesan kembali oleh para kepala desa,” kata Arief.

Juga, informasi dari masyarakat, dapat dengan cepat dapat diserap pemerintah. Sehingga begitu ada permasalahan, pemerintah segera menangani. Tak ada kesan, masyarakat di sepanjang perbatasan, daerah terpencil dan pulau-pulau terluar, tidak terjamah oleh pembangunan.

“Pada akhirnya, masyarakat tidak hanya menjadi penonton dari pembangunan yang dilakukan. Namun, juga sebagai pelaku dan unsur utama dari pembangunan itu sendiri,” kata Arief.

Edisi cetak ada di Borneo Tribune 10 Mei 2009
Foto by Muhlis Suhaeri

No comments :