Resume “House of Salt and Sorrows”
Judul buku: House of Salt and Sorrows
Pengarang: Erin A. Craig
Penerbit: Ember
Tahun terbit: 2019
Tebal: 416 halaman
Buku ini menceritakan kisah sang pemeran
utama, Annaleigh, yang tinggal di Highmoor bersama ayah, ibu tiri, dan 12
saudari perempuannya.
Mereka dikenal sebagai Keluarga Thaumas.
Mereka merupakan keluarga yang makmur dan sejahtera, mereka memiliki 12 putri
yang terkenal akan rupa yang menawan.
"We are born of the Salt, we live
by the Salt, and to the Salt we return."
Namun semua itu berubah sejak
meninggalnya ibu kandung dari ke 12 saudara. Setelah melahirkan putrinya yang
terakhir, sang ibu dijemput ajal dan meninggalkan suami dan ke 12 putrinya.
Rasa berduka menyelimuti keluarga
mereka. Dan satu persatu putri, mengikuti jejak sang ibu. Dimulai dari Ava,
sang putri sulung. la meninggal setelah berjuang melawan sakit yang tak kunjung
sembuh.
Berlanjut pada Octavia, orang-orang
percaya bahwa ia meninggal karena kecelakaan yang tak disengaja. Mereka juga menemukan
tubuh tak bernyawa Elizabeth di kamar mandi kamarnya, bunuh diri.
"We, the People of the Salt, commit
this body back to the sea."
Sampai akhirnya Annaleigh harus
menghadiri pemakaman saudaranya ke 4, Eulalie. Untuk pertama kalinya, Annaleigh
merasakan ada hal yang aneh dengan kematian Eulalie.
la ditemukan tak bernyawa di bebatuan
jurang. Diduga ia tak sengaja terjatuh dari jurang dan mengakibatkannya
kehilangan nyawa. Namun Annaleigh tidak merasa kematian Eulalie wajar. Eulalie
tidak pernah mau mendekati jurang itu, namun sekarang ia ditemukan tak bernyawa
di sana?
"In a manor by the sea, twelve
sisters are cursed."
Dengan begini, keluarga mereka dipercaya
telah dikutuk. Putri-putri yang tadinya menjadi dambaan semua orang, kini tidak
pernah ada yang tertarik untuk mendekati satu pun dari mereka.
Keluarga Thaumas memiliki kebiasaan
berkabung selama 1 tahun dimana mereka akan mengurung diri di rumah dan
menggunakan pakaian hitam sebagai tanda berkabung dan lama-kelamaan selama
setahun warna hitam akan pudar menjadi abu-abu.
Tahun ini ada yang berbeda. The
Triplets, saudari Annaleigh, ingin merayakan ulang tahun mereka dengan
mengadakan pesta dansa dan juga ingin memberhentikan kebiasaan mereka berkabung
selama 1 tahun. Perubahan-perubahan ini menjadi semakin mengkhawatirkan
Annaleigh karena ia merasa bersalah dengan saudari-saudarinya.
Pada akhirnya, Annaleigh memutuskan
untuk mencari tahu kebenaran dibalik kematian Eulalie. Pencariannya menuntun ia
bertemu dengan seorang pemuda misterius bernama Cassius. Pertemuan pertama ini
membuat mereka saling tertarik meskipun Annaleigh tidak mengetahui apapun
tentang Cassius.
"All my years of imagining you, and
you are so much more than i ever could have dreamt of."
Hubungannya dengan Cassius semakin
dekat. la merasa terhubung dengan Cassius, begitu juga sebaliknya.
Sampai suatu hari, sabahat kecil Anna
muncul kembali setelah sekian lama tak pernah berkunjung. Fisher. Anna selalu
mendambakannya sejak kecil.
Fisher yang mengetahui tentang rumor
kutukan keluarga Thaumas, merasa prihatin dan memberi tahu Annaleigh mengenai
legenda pintu ajaib. Orang-orang percaya pintu tersebut bisa menuntun mereka ke
mana saja.
"Fisher said somewhere on Salten
there's supposed to be a door for the gods. They use them to travel quickly
about the kingdom. Far, far distances across the kingdom."
Semenjak menemukan pintu itu, Annaleigh
dan saudari-saudarinya selalu bepergian setiap malam untuk menghadiri
pesta-pesta dansa di daerah nun jauh di sana. Namun Annaleigh melupakan tujuan
utamanya untuk mencari tahu kebenaran di balik kematian Eulalie, ia mulai
berhenti mengikuti pesta dansa dan kembali fokus mencari informasi.
Semua semakin aneh ketika Annaleigh
merasa bahwa arwah saudari-saudarinya mengantuinya. Saudari bungsunya, Verity,
melihat penampakan mereka bahkan menggambar semuanya di buku gambar yang ia
miliki.
"You drew this?"
She nodded.
"When did you do these?"
"Whenever i saw them."
Annaleigh semakin lama merasa terbebani
dengan semua kejadian mistis yang ia alami. Ditambah dengan kedua saudarinya
yang kembali meninggal secara misterius. Annaleigh tidak bisa mempercayai siapa
pun, bahkan Cassius.
"How much do we really even know
about him?"
Sampai di suatu malam Cassius meyakinkan
Anna mengenai identitasnya. Setelah memastikan Cassius tidak berbahaya, Anna
menceritakan mengenai pintu ajaib yang selalu dikunjungi Annaleigh bersaudara.
Keesokan harinya Anna mengajak Cassius
untuk mengunjungi pintu tersebut bersama para saudarinya. Namun ia menemukan
dirinya terbangun di kamar tidurnya dengan Cassius yang kelihatan panik di
sampingnya.
Cassius menjelaskan bahwa sedari tadi
Anna berada di kamarnya sendiri. Ia menunggu Anna sedari tadi di tempat mereka
berjanji akan bertemu, namun Anna tak kunjung datang. Annaleigh pun tidak
percaya dan berkats bahwa sedari tadi ia berada di pesta dansa bersama para
saudarinya, namun Cassius yang tidak ada di sana.
Annaleigh bergegas keluar dari kamar dan
mengecek saudarinya satu per satu. la malah menemukan semua saudarinya, menari
di tengah kamar tidur mereka masing-masing, dengan mata yang terpejam rapat.
Selama ini, pesta dansa yang selalu mereka hadiri merupakan halusinasi.
She was dancing.
In the middle of the room.
Not with anyone, but also not entirely
by herself.
Keesokan harinya rumah mereka dilanda
keributan. Ibu tiri mereka, Morella, akan melahirkan. Selepas sang ibu
meninggal, beberapa tahun kemudian ayah mereka menikahi seorang perempuan muda
dengan umur yang tak jauh dari Annaleigh. Ia adalah Morella.
Setelah beberapa bulan menikah, Morella
dikaruniai dengan mengandung anak dari sang kepala keluarga. Mereka percaya
anak ini akan mematahkan kutukan di keluarga mereka.
Ketika tengah membantu Morella
melahirkan, Anna berusaha mengajak Morella untuk membicarakan hal-hal yang
menyenangkan. Namun itu malah berakhir buruk. Tanpa sadar, Morella membeberkan
mengenai perjanjiannya dengan seorang dewa mengenai keluarga Thaumas.
Morella sendiri ternyata telah mengenal
keluarga Thaumas sejak lama. Ia membantu dalam kelahiran Verity. Sejak itu,
Morella sudah jatuh cinta terhadap Ortun, ayah Anna. Semesta seakan mendukung
perasaannya, ibu Anna tewas ketika melahirkan Verity.
"I spent most of my first afternoon
here dreaming of someday being mistress of such an estate. When i felt Ortun's
eyes on me, i decided someday was too far away."
"You're lying. Papa was devoted to
Mama. He never would have strayed from her."
"Don't be so naive. I knew he
wanted me. I could see it in every one of his glances."
Ketika saatnya ia kembali ke kampung
halamannya, ia malah menetap di kota. Morella perlahan-lahan mulai mendekati
dan menghibur Ortun sehabis kepergian istrinya. Namun berakhir tragis, Ortun
tak pernah menganggap Morella dan hanya menjadikan ia sebagai pelarian.
"He said i was a fool for ever
believing a person like him would marry a nothing like me."
Morella yang sakit hati pun membuat
perjanjian dengan dewa untuk membuat Ortun jatuh cinta ke padanya. Ia juga
meminta agar bisa hamil anak lelaki dan membuat anaknya menjadi pewaris
kekayaan keluarga Thaumas. Dan mempersilahkan sang dewa mencabut nyawa para
putri satu persatu dan meneror mereka dengan kejadian-kejadian mistis.
Dari luar kamar Anna mendengar
orang-orang berteriak dan menemukan rumah mereka telah terbakar.
Anna ingin menyelamatkan Morella, namun
ia meminta Anna untuk meninggalkannya di sana. Dengan terpaksa, ia segera pergi
mencari jalan keluar dari rumah. Rumah mereka hancur, disertai dengan Morella
dan Ortun yang tak kunjung keluar dari rumah yang terbakar.
Annaleigh dan saudari-saudarinya sangat
terpukul. Pada akhirnya, dengan seluruh harta yang tersisa, mereka mencoba
untuk membangun rumah kembali. Melanjutkan bisnis keluarga mereka dan hidup
bersama sebagai saudara dengan beberapa pelayan mereka yang setia dan memilih
untuk tetap bersama mereka.
"Sisters and friends till the end.
Promise me."
Peresume:
Cori Nariswari Mernissi
No comments :
Post a Comment