Resume “The Midnight Library”
Judul buku: The Midnight Library
Pengarang: Matt Haig
Penerbit: Canongate
Tahun terbit: 2020
Tebal: 288 halaman
The Midnight Library mengisahkan tentang
kehidupan Nora Seed yang penuh penyesalan dan penderitaan. Ia mengidap
situational depression, dimana depresi dipicu oleh perubahan mendadak pada
kehidupan orang yang mengidapnya.
Dimulai dari Nora yang kehilangan kucing
kesayangannya. Voltaire atau Volts, ditemukan oleh Ash yang merupakan salah
satu kenalan yang sempat tertarik pada Nora. Volts ditemukan terbaring di
pinggir jalan, diduga tertabrak mobil.
"He's lying very still by the side
of the road. I saw the name on the collar. I think a car might have hit him.
I'm sorry, Nora."
Berlanjut keesokan paginya, ia dipecat
dari pekerjaan yang telah ia tekuni selama 12 tahun. Ditambah dengan mantan
kekasihnya yang menghubungi tepat beberapa saat kemudian untuk mengajak
bertemu, namun Nora tolak. Setelah ia membatalkan pernikahan mereka, Nora
merasa tidak berhak untuk melihat Dan lagi.
"I'm afraid, Nora. I'm going to
have to let you go."
Langkah kakinya mengarahkan Nora ke toko
Ravi yang merupakan sahabat dekat Joe, saudara Nora. Ravi, Joe, dan Nora
sendiri pernah tergabung dalam suatu band musik.
Dengan Nora sebagai vokalis, band itu
sukses dan mendapatkan tawaran dari salah satu label musik. Namun Nora
memutuskan untuk keluar dari band untuk menikahi Dan, ia tidak pernah suka
dengan kegiatan Nora sebagai anggota Band.
Sejak itu hubungannya dengan Joe
berantakan, mereka tidak pernah menghubungi satu sama lain dan Joe pergi dari
kota. Nora beberapa kali mengunjungi Ravi dan berakhir buruk, begitu juga hari
ini.
"I don't think your problem was
stage fright. Or wedding fright. I think your problem was life fright."
Ketika Nora kembali ke rumah, ia
berusaha menghubungi Izzy, salah satu sahabat dekatnya yang sekarang telah
pindah ke Australia, ribuan mil jauh darinya. Tidak dibalas. Persahabatan
mereka pudar dengan sendirinya.
Ditambah dengan Leo, anak lelaki yang ia
ajari piano, memutuskan untuk berhenti belajar bersama Nora. Sekarang ia
benar-benar merasa sendiri, tidak ada lagi orang di dunia ini yang memerlukan
dirinya
"I have nothing to give, i'm
sorry."
Tepat tengah malam, ia memutuskan untuk
mengakhiri hidupnya. Namun ia terbangun di tempat antah berantah, sebuah
lapangan luas dengan satu gedung megah berdiri di sana.
Gedung itu tampak seperti perpustakaan.
Dengan ribuan rak dan buku yang tersusun dengan rapi. Terdapat seorang penjaga
perpustakaan di sana
Mrs Elm. Penjaga perpustakaan sekolah
Nora. Nora selalu suka membaca buku, sejak kecil ia sering berkunjung ke
perpustakaan sekolah, Nora dan Mrs Elm dekat dengan sendirinya.
Kali ini Nora kembali melihat Mrs Elm
sebagai penjaga perpustakaan asing di mimpinya. Semua semakin aneh ketika Mrs
Elm menjelaskan tentang perpustakaan tengah malam.
"These books are portals to all the
lives you could be living. You have as many lives as you have possibilities.
There are lives where you make different choices. And those choices lead to
different outcomes. If you had done just one thing differently, you would have
a different life story. And they all exist in the Midnight Library. They are
all as real as this life."
Dengan pengetahuannya yang minim tentang
perpustakaan dan semua buku-buku di hadapannya. Nora mencoba untuk mengunjungi
setiap alternatif kehidupannya.
Hidup dimana ia masih bersama Dan,
dimana ia akur dengan abangnya, dimana ia masih tergabung di dalam band, dimana
ia masih menekuni olahraga renang dan menjadi atlet nasional, bahkan hidup
dimana ia masih bisa melihat Volts.
Namun semua hidup itu tidak sempurna. Di
titik ia mulai merasa tidak ingin hidup di sini, ia seketika kembali ke
perpustakaan dan berhadapan dengan Mrs Elm.
"Why am i not dead? Why has death
not come to me? I gave it an open invitation. I'd wanted to die. But here I am,
still existing."
"You don't go to death. Death comes
to you." Even death was something Nora couldn't do properly, it seemed.
Sampai akhirnya ia menemukan hidup
dimana ia mempunyai hubungan bersama Ash. Hidup dimana ia mengiyakan ajakan Ash
untuk berkencan.
Ash orang baik. Di hidup itu mereka
mempunyai seorang anak bernama Molly. Mereka hidup makmur dan penuh suka,
kehidupan sempurna menurut Lily. Bahkan ia dan sang saudara memiliki hubungan
yang sangat baik dan sering mengunjungi satu sama lain.
Setelah beberapa bulan ia menetap di
sana, ia mulai menemukan hal-hal kecil yang membuat hidupnya di sana tidak lagi
sempurna. Ia selalu meyakinkan dirinya bahwa hidup ini sempurna, namun pada
akhirnya ia kembali ke perpustakaan.
Sesampainya ia di sana, perpustakaan
tengah kacau balau. Rak dan buku berjatuhan, bahkan beberapa buku terbakar. la
segera mencari Mrs Elm dan menemukan ia tengah sibuk mengutak-atik komputer
dengan panik.
Waktu yang tadinya berhenti kembali
berjalan. Nora memohon kepada Mrs Elm untuk membawanya kembali ke dunia dimana
ia hidup bersama Ash dan Molly. Namun Mrs Elm tidak bisa melakukan itu.
"You didn't want that life."
"It was the perfect life."
"Did you feel that, all the
time?"
"Yes. I mean... I wanted to. I
don't want to die."
Mrs Elm segera meminta Nora keluar dari
sana. Yang Nora perlukan hanya menemukan satu buku yang tidak terbakar, dan
tulis keinginannya di sana.
Nora dengan panik segera mencari buku
yang dimaksud oleh Mrs Elm. Sebuah buku bewarna hijau dengan halaman-halaman
kosong berwarna putih tulang. Nora mulai menulis.
"Nora wanted to live."
"Nora decided to live."
"Nora was ready to live."
Tidak terjadi apa-apa, Nora masih berada
di perpustakaan yang hampir hancur seutuhnya. Nora mulai merasa tercekik akibat
asap-asap yang menyebar di sana, dengan gemetaran dia kembali menulis.
"I AM ALIVE."
Nora kembali ke dunianya. Hidup, tapi
sekarat. Dengan segera ia meminta pertolongan tetangganya untuk memanggilkan
ambulan, setelah dia merasa aman, ia ambruk ke lantai tak sadarkan diri.
"The only way to learn, is to
live."
Peresume:
Cori Nariswari Mernissi
No comments :
Post a Comment