Di sebuah hamparan tanah lapang
Sebuah keluarga bercocok tanam dan beternak.
Kehidupan mereka bersahaja.
Ada ikatan batin antara pilihan hidup,
dan perjuangan menyunggi nasib yang harus ditempuh.
Tanah yang kian basah dan berlumpur,
diaduk, dibalik, diolah dan diberi pupuk.
Tak lain, agar jadi lahan subur, bagi tanaman bayam yang bakal ditanam.
Dari tetumbuhan inilah, kehidupan bakal berlanjut.
Tak terlalu rumit.
Saban hari, seluruh keluarga bekerja untuk merawatnya.
Kulit-kulit yang putih dan bersih itu,
Tiap hari menantang cahaya matahari di garis Khatulistiwa
Yang sangat terik dan melengaskan....
Fotografer : Lukas B. Wijanarko
Teks : Muhlis Suhaeri
Sunday, August 3, 2008
Hidupku dari Bayam
Posted by Muhlis Suhaeri at 2:58 AM
Labels: Essai Foto
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment