Ibarat magnet, kota selalu membuat orang untuk datang,
’tuk mengadu nasib dan mencari kehidupan lebih baik.
Kota dianggap menyediakan berbagai kemewahan
dan pencapaian.
Kota selalu menyebarkan harum dan bau wangi
menawarkan berbagai mimpi bagi masyarakat sekitarnya.
Di kota, berbagai simbol modernitas muncul
saling berkejaran dengan kemiskinan
yang selalu menampilkan wajah tergarangnya,
membuat realitas kian tumpang tindih dan paradok.
Lihatlah, bocah-bocah jalanan itu....
Tergilas dalam putaran waktu yang kian cepat dan tak kenal kompromi.
Menelantarkan siapapun yang tak sanggup bertahan
menenggelamkan kehidupan mereka yang kian rentan,
pada berbagai kekerasan dan pelecehan.
Sebuah tanya langsung terlontar,
di manakah tangan pemerintah?
tangan yang berjiwa.....
atau, tangan Tuhan?
Mengambil alih dan menyelamatkan, nasib para anak jalanan ini.
Fotogrfer : Lukas B. Wijanarko
Teks : Muhlis Suhaeri
Sunday, June 1, 2008
Wajah Kota yang Tak Ramah
Posted by Muhlis Suhaeri at 7:04 AM
Labels: Essai Foto
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment