Arwani
Kisah perjuangan hidup transmigran di Kalimantan Barat meraih penghargaan jurnalistik Anugerah Adinegoro 2010. Sisi buram program transmigrasi yang nyaris terlupakan.
VHRmedia, Jakarta - “Derita di Tanah Sabrang” karya Muhlis Suhaeri keluar sebagai pemenang Anugerah Adinegoro 2010 penghargaan khusus untuk kategori jurnalistik inovasi untuk siaran berita media online (cyber journalism) dan infotainment. Tulisan panjang ini dimuat VHRmedia pada 23 September - 11 Oktober 2010.
Dewan juri kategori jurnalistik inovasi, Onno W Purbo (penulis IT), Enda Nasution (Bapak Blogger Indonesia), dan Amalia E Maulana (brand consultant dan etnographer) menyatakan memilih “Derita di Tanah Sabrang” karena mampu menggambarkan betapa sulit para transmigran menjalani hidup, mengungkap sisi kemanusiaan, dan penyajiannya mirip cerita detektif. “Penyajian tulisan sangat menarik dan menyampaikan kaitan yang luar biasa dari peristiwa masa lalu,” kata Amelia.
Penghargaan jurnalistik Anugerah Adinegoro 2010 memilih karya jurnalistik dalam enam kategori, yaitu jurnalistik tulis untuk karya jurnalistik berkedalaman (depth news), tajuk rencana/opini, foto jurnalistik, karikatur opini, jurnalistik radio dan jurnalistik televisi. Juga diberikan penghargaan khusus berupa jurnalistik inovasi untuk kategori siaran berita melalui media online (cyber journalism) serta berita infotainment.
Dewan juri yang terdiri atas Atmakusumah Astraatmadja (pengajar Lembaga Pers Dr Sutomo), Prof Tjipta Lesmana (pengamat politik), dan Bachtiar Aly (Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Indonesia) memilih “Menata Kembali Indonesia” harian Investor Daily sebagai pemenang kategori tajuk rencana, menyisihkan 80 tajuk lain.
Menurut Atmakusumah, materi yang diulas tajuk tersebut sangat banyak, semua aktual, dan mengulasnya secara kritis menggunakan bahasa gabungan bahasa jurnalistik dan bahasa sastrawi yang mudah dipahami pembaca. “Jika saran-saran yang disampaikan dipenuhi para pemimpin negeri ini, maka kehidupan bangsa kita akan menjadi lebih baik,” katanya. Bahasanya juga dipuji karena tidak bertele-tele dan jernih sehingga semua pembaca akan mempunyai pemahaman yang sama.
Pemenang kategori foto jurnalistik “Evakuasi Merapi karya Susanto (Media Indonesia), jurnalistik karikatur “Pajak Warteg” karya Gatot Eko (Suara Pembaharuan), kategori radio “Suap di Penjara” karya M Taufik Budi Wijaya (KBR 68H), jurnalisme inovasi kategori infotainment “Babak Baru Bambang - Mayang“ karya Telni Rusmitantri (Cek & Ricek).
Panitia Anugerah Adinegoro 2010 akan menyerahkan hadiah Rp 50 juta bagi tiap pemenang pada peringatan Hari Pers Nasional 2011 pada 9 Februari di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Penghargaan Anugerah Adinegoro diberikan setiap tahun oleh Persatuan Wartawan Indonesia. Nama Anugerah Adinegoro mengabadikan nama tokoh pers nasional Djamaludin Adinegoro (14 Agustus 1904 - 8 Januari 1967). (E4)
Foto: Buku Adinegoro, Pelopor Jurnalistik Indonesia
Wednesday, February 2, 2011
Derita di Tanah Sabrang Menang Anugerah Adinegoro 2010
Posted by Muhlis Suhaeri at 11:44 PM 0 comments
Tuesday, February 1, 2011
*Atlanta:
Di Sini Para Raksasa Dunia Berdiri Tegak
Oleh: Muhlis Suhaeri
Sebuah gambar perempuan dengan tangan terentang dan senyum tersungging, seakan menyambut kedatangan kami di Bandara Internasional Harstfield-Jackson, Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Meski cuaca begitu cerah dan bersinar, angin yang bertiup begitu kencang, membuat udara musim dingin Februari tahun lalu, terasa lebih menusuk.
Atlanta terletak di tenggara Amerika Serikat. Kota berdiri pada 1837. Kota Atlanta sangat rapi, bersih dan tertata. Di dalam kota tak banyak kendaraan lewat. Ada jalan lingkar seperti jalan tol. Sehingga kendaraan tak menumpuk di pusat kota. Kita tak perlu membayar untuk melewati jalan dua lajur, yang setiap lajurnya bisa dilewati empat kendaraan tersebut.
Toleransi dan semangat keberagaman sangat kental. Hal itu mewujud dalam berbagai bentuk. Tak heran bila Interfaith Media, yang memproduksi siaran keagamaan dari berbagai agama, bermarkas di Atlanta.
Ada banyak “raksasa” dunia berdiri tegak di sini. Raksasa industri, media, aktivis gerakan sosial, hingga jejak para presiden Amerika. Di Atlanta, kita bisa mengunjungi Coca Cola World. Sebuah museum dari minuman paling popular di jagad, Coca Cola. Di areal seluas 20 hektare, beragam botol dan kaleng Coca Cola dari seluruh penjuru dunia dan era, bisa dilihat. Juga merasakan sekitar 65 rasa Coca Cola yang dijual ke seluruh dunia. Bayangkan, merasakan nikmatnya Coca Cola di seluruh dunia, dalam satu tempat dan waktu.
Di Atlanta, kita bisa mengunjungi televisi berita paling ditonton di seluruh dunia, CNN. Melihat dan mengenang perjuangan aktivis dan gerakan sosial, bagi kesetaraan dan persamaan hak di Amerika Serikat era 1960-an, Dr Martin Luther King, Jr. Dan menyaksikan berbagai tempat spektakuler. Seperti, Georgia Aquarium, yang merupakan akuarium terbesar di dunia. Museum seni, sejarah, galeri, perpustakaan, hingga taman kota.
Keterbatasan waktu membuat saya, hanya berkesempatan mengunjungi museum Dr Martin Luther King, Jr, museum dan perpustakaan Jimmy Carter, serta pusat pemberitaan CNN.
Tempat pertama kunjungan adalah, museum Dr Martin Luther King, Jr. Museum dibuka sejak 10 oktober 1980. Di halaman masuk, terdapat kolam renang dan tempat makam Dr Martin Luther King, Jr dan istrinya, Corretta Scott King.
Sebuah jalur memanjang menghubungkan kolam renang dan pusat museum, diberi nama International Civil Rights Walk of Fame. Pemberian nama untuk mengenang dan menghormati mereka yang berani berjuang, dan mempelopori perjuangan bagi kesetaraan dan HAM.
Museum menyimpan beragam barang dan peralatan bersejarah yang pernah dikenakan sang pelopor. Mulai dari baju, jubah khotbah, sepatu, tas, dasi, foto-foto hingga tempat pemakamannya. Di salah satu sudut, juga terdapat barang dan koleksi mengenai Mahatma Gandhi. Tokoh pergerakan dan kemerdekaan India.
Tempat kedua, Jimmy Carter Library and Museum. Museum terletak di 441 Freedom Parkway, Atlanta. Tempat ini menarik untuk dikunjungi. Setidaknya, kita bisa melihat sebuah era yang telah dilalui seorang presiden Amerika Serikat. Yang terdokumentasi dengan baik, lewat kebijakan yang dibuatnya.
Meski selama pemerintahannya terjadi krisis penyanderaan terhadap staf kedutaan Amerika Serikat di Iran, Jimmy Carter tetap mendapat apresiasi yang baik selama memerintah. Bahkan, aktvitasnya selepas menjadi presiden. Tak heran bila Nobel Perdamaian, disematkan bagi sosok sederhana, anak seorang petani kacang dari Georgia tersebut.
Tak kalah menariknya adalah, mengunjungi raksasa media televisi CNN. Begitu masuk gedung, kita langsung dibawa pada suasana pemberitaan. Ribuan foto peristiwa dari seluruh penjuru dunia, menempel pada dinding. Membuat sebuah mozaik dan seolah mengabarkan peristiwa paling dekat kepada pemirsanya.
Ada yang menarik di gedung ini. Ada eskalator yang diklaim sebagai terpanjang di dunia. Eskalator itu sepanjang 205 kaki. Satu kaki setara sepertiga meter atau 0,3048 meter. Eskalator bakal membawa pengunjung ke jantung operasional media yang ditonton 28 juta pemirsa di 212 negara. Butuh waktu sekitar 2,5 hingga tiga menit, menuju lantai delapan. Rasanya, uang tiket antara $ 9-14 dollar, tak ada ruginya kita keluarkan. Apalagi, kita bisa bisa melihat, merasakan, mencoba, dan menyaksikan berbagai proses pemberitaan dan penyiaran, raksasa media ini.
Sepulang dari Atlanta, rasanya tak ada yang tak mungkin dikerjakan di dunia ini, asal kita punya niat dan berusaha. Seperti, kalimat paling popular yang pernah dipekikkan Dr Martin Luther King, Jr, dan menjelma sebagai semangat Amerika Serikat, bahkan dunia: “I Have a Dream”.
Terbit di VENUE Magazine, edisi Februari 2011
Posted by Muhlis Suhaeri at 6:59 PM 0 comments
Labels: Wisata